Etis Bermedia Sosial

 


Media sosial sudah menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Berbagi pesan, foto, video, berita, bahkan media sosial dapat digunakan untuk menyelenggarakan acara. Hampir semua orang dari berbagai kalangan membutuhkan media sosial di zaman serba modern ini. Namun, tidak sedikit juga orang-orang yang menyalahgunakan platform media sosial ini sebagai media untuk menyebarkan konten tidak pantas.


Menyebarkan komentar dengan unsur menyakiti, mencuri karya orang lain, menyebar berita hoax, hingga memposten konten tidak senonoh sekarang sudah marak dilakukan orang-orang tidak bertanggungjawab. Meskipun sudah banyak undang-undang yang membuat batasan bermedia sosial, nyatanya masih banyak orang yang tidak memperdulikannya. Hal ini disebakan kurangnya edukasi di masyarakat. Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga etika kita adalah sebagai berikut:


1. Menggunakan Bahasa yang Baik

Dalam beraktivitas di media sosial, hendaknya selalu menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga tidak menimbulkan resiko kesalahpahaman yang tinggi. Dengan mengirimkan konten berbahasa yang baik dan benar pun resiko salah paham masih mungkin terjadi, terlebih jika bahasa yang digunakan tidak benar


2. Menghargai Orang Lain

Sikap menghargai orang lain tidak hanya ideal jika ditunjukkan pada saat berkomunikasi secara langsung, namun juga pada media sosial. Menghargai di sini lebih pada konteks tidak mencela atau menghina, namun lebih kepada membuat interaksi yang hangat dengan diskusi informatif dan tidak sekedar berdasarkan dengan pendapat.


3. Mengontrol Konten

Unggahan yang diunggah, wajarnya, dapat dilihat oleh banyak orang. Sangat tidak disarankan untuk mengunggah apapun yang bersifat informasi pribadi, seperti misalnya nomor kartu debit atau kredit, NIK, nomor telepon, alamat rumah dan berbagai hal personal lain. Hal ini untuk meminimalisir kejadian tidak diinginkan dan menjaga keamanan diri sendiri dan orang terdekat.


4. Hindari Overposting

Memang menjadi hak setiap pemilik akun media sosial untuk pengunggahan konten pada akunnya. Namun bayangkan jika setiap hari harus sarapan dengan menu yang sama, tidakkah membosankan? Hal yang sama juga berlaku pada unggahan yang dilakukan. Sebisa mungkin, kontrol jumlah unggahan yang dilakukan sehingga tidak menjadi overposting.


5. Jangan Memplagiat

Memiliki identitas dan karakter yang kuat dalam bermedia sosial juga sangat penting dna menjadi satu variabel dalam etika bersocial media. Setiap pemilik akun tentu memiliki ‘pasar’nya masing-masing, sehingga akan sangat tidak etis jika melakukan plagiasi, baik dari segi nama ataupun jenis konten yang diunggah karena dapat membuat pemilik akun lain tidak nyaman.


Menurut UU No 19 Tahun 2016 sebagai Perubahan Atas UU No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), ada lima pasal yang mengatur etika bermedia sosial, mulai pasal 27 sampai 30. Baik menyangkut konten yang tidak selayaknya diunggah maupun penyebaran hoaks dan ujaran-ujaran kebencian, termasuk juga menjebol data tanpa izin.


Sosial media memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing. Mana yang mau kita ambil semua bergantung kepada diri kita sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Berpikir Komputasi: Rangkuman dan Uji Kompetensi

Kolaborasi

Invita